Thursday 13 August 2020

Tauhid & Birrul Walidain

Islam agama yang paling sempurna. Tidak hanya mengatur hubungan antara hamba dengan Robbnya tetapi juga mengatur hubungan antara anak dengan orangtuanya.

Hal ini telah diingatkan oleh Allah di dalam firman-Nya:

"Dan Tuhanmu telah mewasiatkan agar kamu jangan menghambakan diri kepada selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orangtuamu. Apabila salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu maka jangan sekali-kali engkau ucapkan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."

"Dan rendahkanlah hatimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku sewaktu kecil." (Al-Isro': 23-24)

Ada dua hal fundamental yang Allah perintahkan di dalam ayat yang mulia ini. Yaitu mentauhidkan Allah dan berbakti kepada kedua orangtua.

Allah memerintahkan bermuamalah yang baik dengan orangtua sebagaimana Allah memerintahkan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya dengan tidak berbuat kesyirikan.

Mungkin ada yang bertanya mengapa Allah gandengkan perintah berbakti kepada orangtua dengan perintah mentauhidkan-Nya?

Dijelaskan oleh para Ulama bahwa hal itu sebagai peringatan tentang agungnya amalan berbakti kepada orangtua di sisi Allah dan hak keduanya merupakan perkara yang paling wajib didahulukan setelah hak Allah subhanahu wa ta'ala.

Sebagaimana kita mengingat nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita, maka tidak boleh seorang anak melupakan jasa dan kebaikan orangtuanya yang telah memelihara, mendidik, dan berkorban memberikan yang terbaik buat dirinya.

Oleh sebab itu, Allah hubungkan keridhoan-Nya dengan keridhoan orangtua dan kemurkaan-Nya dengan kemurkaan orangtua.

"Ridho Allah ada pada keridhoan orangtua dan murka Allah ada pada kemurkaan orangtua." (HR. At-Tirmidzi 1821 dihasankan Syaikh Nashir dalam Silsilah Ash-Shohihah 516)

Yaitu berbakti kepada orangtua menjadi sebab datangnya keridhoan Allah dan durhaka kepada orangtua menjadi sebab Allah murka. Maka wajib mencari ridho orangtua meski orangtua banyak kesalahannya dan kekurangannya.

Wajib mendoakan orangtua dan menaati keduanya selama tidak menyelisihi aturan syariat. Karena baktinya seorang anak merupakan seutama-utama amalan yang akan mendekatkan dirinya kepada Allah sekaligus sebagai penebus dosa.

Ibnu Abbas berkata, "Aku tidak mengetahui ada suatu amalan yang akan mendekatkan diri kepada Allah melebihi berbakti kepada ibu." (Shohih Al-Adabul Mufrod hal. 34)

Cara Berbakti kepada Orangtua

Banyak cara berbakti kepada orangtua yang diajarkan oleh syariat antara lain sebagai berikut:

(1). Membimbing orangtua agar mengenal tauhid dan sunnah Nabi ﷺ.

(2). Mendoakan kebaikan, rahmat dan ampunan seperti, "Robbighfirli wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaani shoghiiro" (Ya Allah ampunilah aku dan kedua orangtuaku dan sayangilah mereka sebagaimana mereka mengajari aku sewaktu kecil).

(3). Mencintai mereka dan berlaku ramah kepada keduanya.

(4). Menaatinya dalam perkara yang ma'ruf tidak menyelisihi syariat.

(5). Mengingatkan mereka dengan menjaga adab dan cara yang lembut.

(6). Membelanjakan harta untuknya dan membahagiakannya.

(7). Bermuamalah yang baik apabila orangtuanya non muslim.

(8). Menghindari hal-hal yang membuatnya bersedih meski itu perkara yang sepele.

(9). Tidak memanggil dengan namanya.

(10). Tidak duduk apabila orangtuanya berdiri, tidak mendahuluinya saat berjalan, tidak menghadapkan telapak kaki di depannya.

(11). Berlaku tawadhu (rendah hati) apabila sedang bersamanya.

(12). Tidak mencela orangtua seseorang yang mengakibatkan orangtuanya juga dicela.

(13). Bersedekah atas nama orangtua.

(14). Menghajikan dan mengumrohkan orangtua.

(15). Tidak mengangkat suara di hadapannya dan minta izinnya ketika hendak keluar rumah.

(Dinukilkan)

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.