Saturday 18 May 2019

Ketika Setan Dibelenggu, Janganlah Anda Menjadi Prajurit Setan Berbentuk Manusia


Jika puasa bisa menekan syahwat, maka sudah sepantasnya setiap Mukmin menggunakan momen ini untuk beribadah dengan baik pada Allah, dan belajar meninggalkan maksiat dan syahwat jelek.
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata:
“Dengan puasa Allah menyempitkan aliran darah yang merupakan jalurnya setan, karena setan itu menyusup dalam diri manusia melalui aliran darah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila Ramadan tiba, pintu Surga dibuka, pintu Neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” [HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079]

Dalam lafal lain disebutkan:
إِذَا كَانَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ
“Jika masuk Ramadan, pintu-pintu rahmat dibuka, pintu-pintu Jahannam ditutup, dan setan-setan pun diikat dengan rantai.” [HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079]
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi‘i rahimahullahu menjelaskan dari pertanyaan syubhat:
Pada waktu Ramadan, bagaimana dikatakan setan-setan itu dibelenggu, sementara kejahatan tetap ada?”
Jawab: Bahwa yang dibelenggu adalah setan dari kalangan jin yang sangat jahat. Sedangkan setan-setan yang kecil dan setan-setan dari kalangan manusia tetap berkeliaran tidak dibelenggu. Demikian pula jiwa yang memerintahkan kepada kejelekan, teman-teman duduk yang jelek, dan tabiat yang memang senang dengan fitnah dan pertikaian. Semua ini tetap ada di tengah manusia, tidak terbelenggu kecuali jin-jin yang sangat jahat. [Ijabatus Sa`il ‘ala Ahammil Masa`il, hal. 163]

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.