Saturday, 27 April 2019

Lima Nasihat Kehidupan Yang Disampaikan Jibril Kepada Rasulullah ﷺ

Jibril datang kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, lalu berbicara kepada beliau dalam konteks beliau sebagai salah seorang hamba dari hamba-hamba Allah. Jibril tidak berbicara kepada beliau ﷺ dalam konteks sebagai Nabi ataupun Rasul, sehingga perkataan Jibril dalam hadis ini adalah sebuah perkataan yang cocok dan baik untuk semua hamba Allah.
Dari Sahl bin Sa’d berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda:
أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ، وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ
“Jibril mendatangiku lalu berkata: “Wahai Muhammad!
• Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati,
• Cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya, dan
• Berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.”


Kemudian Jibril berkata: ”Wahai Muhammad!
• Kemulian seorang Mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk salat malam), dan
• Keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia.” [HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath no 4278, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak 7921 Hadits ini dinyatakan Hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 2/483]

>> Hiduplah Sesukamu, Karena Sesungguhnya Kamu Akan Mati
Maknanya adalah hendaknya kita memersiapkan diri yang tujuan akhirnya adalah kematian, dengan cara menyiapkan diri untuk sesuatu setelahnya (setelah kematian) [Faidhul Qadir, 4/500]
Jibril memulai nasihatnya dengan mengingatkan kita akan kematian, karena ia adalah hal yang paling buruk dan paling menyeramkan bagi manusia [Faidhul Qadir, hal 102]
Dan di antara buah dari mengingat kematian adalah menghilangkan ketergantungan hati terhadap dunia, ketamakan terhadap kesenangan-kesenangannya, dan memerpendek angan-angan dalam dunia ini. Allah ﷻ berfirman:
وَمَا هَـٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ‌ الْآخِرَ‌ةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Artinya:
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya Akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” [QS. al-‘Ankabut: 64]
Maksudnya, (kehidupan Akhirat) adalah kehidupan yang sempurna dan tetap (kekal).

>> Dan Cintailah Siapa Yang Kamu Suka, Karena Sesungguhnya Engkau Akan Berpisah Dengannya
Maksudnya adalah cintailah siapa saja yang kita suka di antara makhluk, karena sesungguhnya kita akan berpisah dengannya.
Maka jangan sampai kita menyibukkan hati kita dengan kesenangan-kesenangan dunia yang fana, karena itu semua bisa jadi akan pergi dari kita, atau bisa jadi kita yang pergi darinya!
Maka sibukkanlah hati kita dengan kecintaan terhadap Zat yang tidak berpisah dengan kita, dan kita tidak berpisah dengan-Nya, yaitu mengingat Allah dan amal saleh yang dicintai Allah, dengan mendekatkan pelakunya dengan-Nya. Karena hal itu akan menemani kita di alam kubur, sehingga ia tidak akan berpisah denganmu [Faidhul Qadir]

>> Dan Berbuatlah Sesukamu, Karena Sesungguhnya Engkau Akan Diberi Balasan Karenanya
“Berbuatlah sesukamu,” maknanya adalah berbuatlah sesuka kita, berupa perbuatan yang baik maupun yang buruk, karena sungguh akhir kehidupan kita adalah kematian. Lalu setelah kematian ada perhitungan dan pembalasan (di Hari Kiamat).
“Karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya” maksudnya sebagai ganjaran atas perbuatan tersebut, dan kita akan diberi keputusan sesuai dengan konsekuensi dari perbuatan kita.
Maksudnya membalas kita berdasarkan amalan tersebut. Sehingga jika amalan tersebut baik, maka balasannya akan menyenangkan kita. Dan jika buruk, maka perjumpaan dengan balasan tersebut akan menyedihkan kita. [Faidhul Qadir)

>> Wahai Muhammad, sesungguhnya kemuliaan seorang Mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk salat malam)”
Maksudnya adalah ketinggian dan kehormatan seseorang adalah usahanya menghidupkan malam dengan merutinkan Tahajjud di dalamnya, berzikir dan membaca Alquran. Dan ini adalah amalan yang paling agung dan paling mulia, yang dengannya seorang hamba menghadap Rabbnya. Karena salat adalah amalan terbaik, setelah Dua Kalimat Syahadat, yang dibawa seorang hamba menghadap Rabbnya. Beliau ﷺ bersabda:
الصّلاةُ خَيْرُ مَوْضُوْعٍ
“Salat adalah sebaik-baik amalan yang Allah tetapkan bagi para hamba untuk mendekatkan diri kepada-Nya.” [HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ ash-Shaghir 3870]

>> Dan Keperkasaannya Adalah Ketidakbutuhannya Terhadap Manusia
Maksudnya adalah bahwa kekuatan, keperkasaan dan keunggulan seseorang dari orang lain adalah ketercukupannya dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadanya, dan ketidakbutuhannya terhadap apa yang ada di tangan manusia. [Faidhul Qadir, 134]
Dan karena mulianya hamba ini di tengah-tengah manusia, maka ia menjadi orang yang dicintai di tengah-tengah mereka. Beliau ﷺ bersabda:
ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللهُ وَازْهَدْ فِيمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ
“Zuhudlah dalam urusan dunia, niscaya Allah akan mencintaimu. Dan zuhudlah terhadap apa-apa yang ada pada manusia, niscaya manusia akan mencintaimu.” [HR. Ibnu Majah, no. 4102]

Maka kesimpulannya, bahwasanya nasihat yang disampaikan Jibril kepada Nabi kita ﷺ mencakup beberapa perkara:
• Peringatan agar tidak panjang angan-angan
• Mengingatkan kematian
• Tidak tertipu dengan berkumpulnya dia dengan keluarga, orang yang dicintai dan anak-anaknya
• Mengingatkan agar memanfaatkan umur untuk beribadah
• Anjuran agar menunaikan Salat Tahajjud

Dan nasihat ini sekalipun singkat, namun ia mencakup kebaikan dunia dan Akhirat, dan memberikan jaminan dengan kebahagiaan di dua negeri tersebut (dunia dan Akhirat).
Wallahu A’lam.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.