Tuesday 23 October 2018

Muslim Sejati Itu Pekerja Keras dan Pantang Minta-Minta


Islam adalah agama yang mengajarkan semangat bekerja. Inilah sebagian bukti bahwa Islam mengajarkan umat manusia untuk senantiasa bersemangat dan tidak bermalas-malas.

Islam adalah agama yang kaffah. Dalam Islam, semua persoalan hidup manusia sudah diatur dan diberikan solusi yang mengandung ajaran kebenaran bagi kehidupan seluruh umat manusia. Dan tidak akan pernah bertentangan dengan penemuan dan teori penemuan manusia yang paling mutakhir. Islam sejak jauh hari lebih maju dan tidak pernah ketinggalan zaman dari semua kemajuan yang pernah dicapai umat manusia, sampai kapan pun.

Bagaimana Islam melihat fenomena kemalasan dalam diri manusia? Islam sejak lama memberikan “rambu-rambu lampu kuning” untuk masalah ini. Islam memberikan perhatikan besar. Contoh, doa agar terbebas dari kemiskinan , kefakiran dan lilitan utang: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas.." (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706). Ternyata, isi doa ini bukanlah “secara spesifik” agar diberi pekerjaan, rezeki melimpah, hasil pekerjaannya melimpah, uang banyak. Ternyata tidak. Tetapi kita dituntun untuk berdoa agar terbebas dari kemalasan.

Hendaknya kita sebagai umat Islam meneladani kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat jauh dari bermalas-malasan. Tetap mengobarkan semangat menjalani kehidupan. Konsep semangat adalah bahwa manusia diciptakan dan dalam “kesemangatan” untuk kehidupan di dunia maupun akhirat. Allah Subhanahu wa ta’ ala pun lebih menyukai orang kuat daripada orang lemah.

Orang malas simbol orang lemah: lemah agamanya, lemah ekonominya, lemah pendidikannya, lemah tali silaturahimnya, lemah kekuasaannya. Bukankah ujung semua kelemahan itu adalah kemalasan seseorang untuk berusaha dan bekerja agar bisa menjadi kuat? Untuk itu sebenarnya kemalasan dapat kita pahami merupakan sikap yang dibenci Allah, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah, ‘Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al,’ Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi.” (HR. Ahmad no 9026, Muslim no 6945)

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.