Monday 31 December 2018

Jangan Sembarang Share Di Sosmed


Diantara adab Islam yang sudah mulai luntur di zaman media sosial ini adalah sikap al-hilm dan al-‘anah. Al-hilm adalah bersikap tenang adapun al-'anah adalah bersikap hati-hati dalam bertindak, termasuk dalam masalah menyebarkan dan menyampaikan berita. Hendaknya seorang Muslim tenang dan bersikap tenang dan hati-hati dalam menyebarkan dan menyampaikan berita. Karena andaikan berita itu benar pun, tidak boleh sembarang menyampaikan dan menyebarkan berita yang menyebabkan keresahan di tengah masyarakat. Ini perkara yang dilarang dalam syariat. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا
Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau pun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut setan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)” (QS. An Nisa: 83).

Wednesday 28 November 2018

Bila Kamu Disakiti

Mungkin bila kita ditanya "Jika aku disakiti, apa yang harus aku lakukan?" Maka spontan kita menjawab "SABAR".


Namun sabar tidak semudah yang keluar dari lisan, tidak semudah yang tergores dengan tulisan.

Nabi ﷺ disuruh bersabar sebanyak 20 kali dalam Alquran, di antaranya:
وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ
"Dan untuk (memenuhi perintah) Rabb-mu, besabarlah." [QS. Al-Mudatsir : 7]

Kami Dengar Dan Kami Taat


Syeikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah berkata, "Apabila ada sebuah larangan (dari Nabi ), maka jauhilah larangan itu. Jangan engkau bertanya, apakah ini haram atau makruh."

Begitu pula apabila ada perintah (dari Nabi ), lakukanlah perintah tersebut, jangan engkau bertanya apakah ini wajib atau sunnah.

Para Sahabat Nabi Radhiyallahu anhum, apabila Nabi  memerintahkan sesuatu, mereka tidak bertanya kepada Nabi "Wahai Rasulullah, apakah perintah ini wajib atau sunnah?" Mereka bersegera dalam melakukan perintah tersebut.

Wednesday 21 November 2018

Perlombaan Yang Melalaikan


• Berlomba untuk memiliki gadget terupdate...
• Berlomba untuk memiliki mobil terbaru…
• Berlomba untuk memakai fashion terkini…
• Berlomba saling menghias dan meninggikan bangunan...
• Berlomba untuk terlihat “pantas” dihadapan manusia...

Terus demikian..berlomba..berlomba..dan terus berlomba.
Sungguh kebanyakan manusia terkagum lalai dengan dunia. Begitu terpukaunya manusia hingga sampai lupa diri. Dunia pun dikejar tanpa pernah merasa puas. Sifat qona’ah atas setiap nikmat rizki pun jarang di syukuri.

Semua demi kesenangan dan kepuasan jiwa dan hati, tak terasa waktu terbuang sia-sia dalam perlombaan tersebut, dimana saling berlomba dalam mengejar kesenangan dunia ini ibarat orang-orang yang berada dalam sebuah permainan yang benar-benar melalaikan banyak manusia. Hampir-hampir manusia tak sadar bahwa tidak lama lagi permainan itu akan berakhir dan menyisakan kelelahan dan keletihan yang tidak berarti.

Monday 19 November 2018

Doakanlah Saudaramu Diam-Diam


Islam sangat mendorong umatnya agar dapat mengikat hubungan antara saudaranya sesama Muslim dalam berbagai keadaan dan di setiap saat.

Tahukah Anda bahwa doa yang sangat utama dan doa yang akan segera terijabahi (mustajab), adalah doa seorang Muslim kepada saudaranya karena Allah, di saat saudaranya TIDAK MENGETAHUINYA. Orang yang mendoakan saudaranya tersebut juga akan mendapatkan semisal yang didapatkan oleh saudaranya yang didoakan. Karena ternyata ada malaikat yang bertugas mengaminkan doa seorang Muslim kepada suadaranya, di saat saudaranya tidak mengetahuinya. Dan malaikat tidaklah mengaminkan doa, selain doa dalam kebaikan. Inilah mungkin yang banyak dilupakan oleh banyak orang, atau mungkin belum diketahui.

Dari mana kita mengetahui hal ini? Ini dalilnya:

Thursday 15 November 2018

Fitnah Akhir Zaman


Daripada Ibnu Mas‘ud - secara Mauquf (dan Marfu‘ hukumnya kepada Nabi ﷺ):



كيف أنتم إذا لبستم فتنة يهرم فيها الكبير و يربو فيها الصغير و يتـخذ النـاس سنة ، إذا ترك منها شيء ، قيل : تركت السنة ؟ قالوا و متى ذاك ؟ قال : إذا ذهبت علماؤكم ، و كثرت قراؤكم ، و قلت فقهاؤكم و كثرت أمراؤكم و قلت 
أمناؤكم و الـتمست الدنيا بعمل الآخرة و تفقه لغير الدين 

maksudnya: “Bagaimanakah keadaan kalian apabila kalian diselubungi fitnah (yang berleluasa) yang memamah usia orang tua, dan anak kecil membesar di dalamnya (fitnah itu). Manusia menjadikannya (fitnah itu) sunnah (adat) dan sekiranya ditinggalkan sesuatu daripadanya dikatakan (kepada mereka yang meninggalkan adat fitnah itu): Awak meninggalkan Sunnah?

Maka para Sahabat bertanya: Bilakah akan berlaku yang demikian itu?

Jawab baginda ﷺ: Ketikamana ulama kalian telah pupus, berlambak pula ahli-ahli bacaan kamu, berkurangannya fuqaha (orang yang mengerti hukum) di antara kamu, bertambah 

ramainya orang-orang yang menguruskan urusan keduniaan kamu, sedikit pula mereka yang bersikap amanah, dunia dicari dengan amalan akhirat dan memperdalam pada selain pemahaman (ilmu) agama.

Hadis riwayat ad-Daarimiy (1/64) dengan 2 jalan periwayatan. Salah satunya Sahih dan yang satu lagi Hasan. Begitu yang dihukumkan al-Haakim (4/514) dan para ahli hadis lainnya.


Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radiallahu anhuma meriwayatkan bahawa Rasulullah ﷺ bersabda:

إن الله لا يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من الناس و لكن يقبض العلم بقبض العلماء. فإذا لم يبق عالما اتخذ الناس رؤوسا جهالا فسئلوا فأفتوا فضلوا و أضلوا
Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu (dari umat ini) dengan merentapnya. Akan tetapi, Allah mencabut ilmu dengan mencabut (nyawa) ‘ulama’ (yang benar-benar ‘alim dan bertaqwa). Maka apabila telah tiada ‘alim yang hidup, manusia mengambil orang-orang yang jahil sebagai pemimpin. Mereka (para pemimpin jahil yang dianggap ‘alim) ditanya, maka mereka memberi fatwa tanpa ilmu. Mereka itu sesat lagi menyesatkan.

Hadis Sahih riwayat Ahmad, al-Bukhariy, Muslim, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah.

Semakin Berilmu Semakin Takut Pada Allah


Semakin bertambah ilmu agama seseorang, semakin tambah pula takutnya terhadap keagungan Allah Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla berfirman:
"Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak, ada yang bermacam-macam warna (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah Ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. Fathir: 28)

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat tentang kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Anas bin Malik –perawi hadits ini mengatakan, “Tidaklah ada satu hari pun yang lebih berat bagi para Sahabat selain hari itu. Mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan." (HR. Muslim, no. 2359)

Tuesday 30 October 2018

Keberkahan Kalimat Istirja' Yang Mungkin Belum Anda Ketahui


Kalimat Istirja’ adalah kalimat "Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun".

Allah ajarkan kalimat ini agar dibaca oleh kaum Muslimin yang sedang mengalami musibah. Dan itulah ciri orang yang penyabar.

Allah berfirman:

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ,.الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” (QS. al-Baqarah: 154)

Tuesday 23 October 2018

Muslim Sejati Itu Pekerja Keras dan Pantang Minta-Minta


Islam adalah agama yang mengajarkan semangat bekerja. Inilah sebagian bukti bahwa Islam mengajarkan umat manusia untuk senantiasa bersemangat dan tidak bermalas-malas.

Islam adalah agama yang kaffah. Dalam Islam, semua persoalan hidup manusia sudah diatur dan diberikan solusi yang mengandung ajaran kebenaran bagi kehidupan seluruh umat manusia. Dan tidak akan pernah bertentangan dengan penemuan dan teori penemuan manusia yang paling mutakhir. Islam sejak jauh hari lebih maju dan tidak pernah ketinggalan zaman dari semua kemajuan yang pernah dicapai umat manusia, sampai kapan pun.

Thursday 18 October 2018

Dosa Jariyah!!! Setelah Mati Dosa Terus Mengalir


Jika ada amal jariyah maka pastilah ada pula yang namanya dosa jariyah. Sangat rugi, setelah mati kita terus membawa dosa jariyah, dosa yang senantiasa mengalir sampai hari kiamat
Semisal;
Share video porno, itu tersebar setelah kamatiannya dan ia belum bertaubat. -wallahul musta'an-
Share foto membuka aurat di media sosial dan tersebar serta dilihat oleh kaum lelaki dan publik secara umum -na'udzubillah-
Pernah mengajarkan keburukan dan memberi contoh yang menyimpang, ia belum bertaubat dan belum memperbaiki dan meluruskan ajaran yang telah tersebar. -innalillaahi wa innailaihi roji'un -
Dan dosa-dosa yang lain, yang menyebar dan berdampak kepada seluruh ummat.

Wednesday 3 October 2018

Bencana-Bencana Merupakan Kenikmatan


Diungkapkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah : “Bencana-bencana merupakan kenikmatan. Sebab menggugurkan dosa-dosa dan menuntut adanya kesabaran, sehingga memperoleh pahala. Juga mengharuskan inabah (kembali) kepada Allah, menghinakan diri kepada-Nya, berpaling dari sesama manusia dan kemaslahatan penting lainnya. Terhapusnya dosa dan kesalahan dengan adanya musibah-musibah, (juga) termasuk kenikmatan yang besar…”. Dikutip dari al Irsyad, hlm. 103.

Bencana atau musibah yang sedang melanda, hakikatnya memiliki peran besar dalam mendidik jiwa. Karena sudah semestinya jiwa itu juga harus dididik, meskipun dengan bencana. Sehingga ia akan memiliki kekuatan yang tegar, keteguhan sikap, terlatih, selalu respek dan waspada terhadap lingkungan sekitar.

Kesulitan-kesulitan yang dialami jiwa, sesungguhnya akan menghasilkan potensi luar biasa. Potensi itu dalam bentuk kekuatan besar yang tersembunyi. Kesulitan-kesulitan itu mampu membuka celah-celah hati, yang bahkan tidak diketahui oleh seorang mukmin sekalipun, kecuali melalui bencana atau musibah yang menderanya.


Saat itulah, seorang manusia harus segera menyadari, bahwa yang paling penting ialah iltija`. Yaitu mencari perlindungan diri kepada Allah semata, ketika seluruh tempat bergantung mengalami kegoncangan. Tidak ada tempat berlindung kecuali naungan-Nya.

Tidak ada pertolongan, kecuali dari-Nya. Di saat-saat genting itulah, tabir kepalsuan kekuatan makhluk tersingkap. Tidak ada kekuatan kecuali dengan kekuatan Allah. Tidak ada daya kecuali daya-Nya. Dan tidak ada tempat perlindungan kecuali kepada-Nya.

Musibah Datang Dikarenakan Kesyirikan dan Maksiat yang Diperbuat



(Perlu diketahui), semua musibah yang terjadi di alam ini, berupa gempa dan musibah lainnya yang menimbulkan bahaya bagi para hamba serta menimbulkan berbagai macam penderitaan, itu semua disebabkan oleh perbuatan syirik dan maksiat yang diperbuat.

Perhatikanlah firman Allah Ta’ala,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

"Wahai Manusia, bencana apa saja yang menimpa diri kalian, maka bencana itu adalah hasil kerja tangan-tangan kalian. Namun demikian amat banyak kesalahan-kesalahan kalian yang dimaafkan oleh Allah." (QS. Asy-Syuura: 30)

Thursday 27 September 2018

Haramnya merokok


Bagi orang-orang yang mempelajari kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip syariat dari Al Quran dan sunnah, tidak diragukan lagi, mereka pasti mengetahui keharaman rokok. Karena rokok memiliki bahaya yang besar dan dosa yang wajib dijauhi. Bagi para perokok, hendaknya mereka takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan“. (QS. Al Baqarah: 195).

Allah Ta’ala juga berfirman, “Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu“. (QS. An Nisaa: 29).

Saturday 22 September 2018

Menutup Aib Seorang Muslim


Nabi ﷺ bersabda:
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمٍ سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Barang siapa yang menutup seorang Muslim, maka Allah ﷻ akan menutupnya di dunia dan di Akhirat.”

Dalam riwayat yang lain:
وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ
“Barang siapa menutup dari seorang Muslim.”

Dan dalam hadis ini tidak disebutkan apa yang harus ditutup, Rasulullah ﷺ hanya memberikan secara umum. Dan sebagaimana dalam kaidah:
"Sesuatu Yang Tidak Disebutkan Berarti Memberikan Faidah Keumuman"

The rights of the wife which are hers alone


The wife has financial rights over her husband, which are the mahr (dowry), spending and accommodation. And she has non-financial rights, such as fair division between co-wives, being treated in a decent and reasonable manner, and not being treated in a harmful way by her husband.

1. Financial rights

(a) The mahr (dowry). This is the money to which the wife is entitled from her husband when the marriage contract is completed or when the marriage is consummated. It is a right which the man is obliged to pay to the woman. Allaah says (interpretation of the meaning):

“And give to the women (whom you marry) their Mahr (obligatory bridal-money given by the husband to his wife at the time of marriage) with a good heart” [al-Nisaa’ 4:4]

The prescription of the mahr demonstrates the seriousness and importance of the marriage-contract, and is a token of respect and honour to the woman.

The husband’s rights over his wife.


The rights of the husband over his wife are among the greatest rights; indeed his rights over her are greater than her rights over him, because Allaah says (interpretation of the meaning):

“And they (women) have rights (over their husbands as regards living expenses) similar (to those of their husbands) over them (as regards obedience and respect) to what is reasonable, but men have a degree (of responsibility) over them
 [al-Baqarah 2:228]

al-Jassaas said: Allaah tells us in this aayah that each of the spouses has rights over the other, and that the husband has one particular right over his wife which she does not have over him.

Thursday 20 September 2018

A Muslim is upon righteousness as long as he follows the Atsar

Imam Muhammad Ibn Seereen (died 110H rahimahullaah) said:
"To them (the Companions of Prophet Muhammad and their followers), one is upon the straight path, the truth, as long as he follows the Atsar (literally means footprints and it refers to the ways taught by Prophet Muhammad and his Companions)"
[Sahih Jāmi‘ Bayān al-‘Ilm wa Fadlihi by al-Hāfiz Ibn 'Abdil Barr pg.416 (1444)]


Imam Is-hāq bin Rāhawaih (161-238H rahimahullaah) said:
"Every single teaching which we received via 3 people (narrators) is considered an Atsar because the Messenger of Allaah said: You shall hear from me, and another group (generation) of people shall hear from you and others shall hear from those who shall hear from you." 
[Tahdzieb Syaraf As-hāb al-Hadīts pg. 62-64 by al-Hāfiz al-Khatieb al-Baghdadi d: 463H and the hadeets is Sahih, NB Abu Dawud (Sahih Sunan Abi Dawud: 3107), Lisān alMiezān –Ibn Hajar: (1/3), as-Sahiehah: (1784) and others from Ibn ‘Abbās and other Companions].